Jumat, 22 Februari 2008

Ketika Menjadi Relawan di Dusun Sawit kec. Sewon Bantul

Panas dan dingin adalah rasa yang selalu kusapa disetiap siang dan malam hingga pagi ditenda lusuh didusun sawit kecamatan sewon. hari-hari yang kurasakan terasa begitu indah dan menyenangkan bila berkumpul dengan anak-anak kecil yang imut dan menggemaskan. kegembiraan itu juga terpancar dalam binar mata mereka ketika bersamaku membagi kisah lalu disetiap episode hidup yang terlewati disetiap waktu.

Pagi seperti biasa aku lari pagi menuju kampus isi untuk membakar kalori yang ada ditubuh yang mendingin diterpa angin pagi. aku terus berlari memperkuat kaki untuk menahan beban hidup yang kian menghimpit disetiap persimpangan waktu yang kulalui. berlari dan terus berlari ditemani anak anak kecil untuk melepas kepenatan yang menghimpit hidup ditenda lusuh yang kami huni. bermain, bercanda dan bermain lagi bersama mereka untuk mengobati trauma pasca bencana yang menerpanya. kuhibur dan kumanja dengan memenuhi apa yang menjadi permintaannya. kadang kutegur mereka dengan bahasa yang halus pula, agar tidak menyinggung perasaan sensitifnya. kadang ku juga sengaja berbuat salah padanya dan lalu aku meminta maaf padanya sebagai pembelajaran untuknya. jika sesuatu kesalahan telah diperbuat, sebagai penebus kesalahan adalah permohonan maaf tulus yang timbul dari hati terdalamnya.

mari mari bermain bersamaku sesukamu, main batu gunting kertas, main tebak-tebakan atau main sedang apa sedang apa sekarang atau main apa saja yang kamu suka. aku akan bermain sportif, dan kurelakan sejenak menghilangkan sifat kedewasaanku menjadi anak kecil yang seumuranmu agar aku bisa mengimbangimu.

aku tau rumahmu roboh. tiap hari matahari meninggi dilangit yang tak bertepi menyebar panas diatap-atap tenda untuk mematikan rasa nyaman yang sebentar bersemayam. sehingga rasa panas berlahan-lahan menyerap tendamu hingga ketubuhmu. kau pasti tidak kerasan disitu. mari-mari datang ketendaku.... yang panasnya mungkin sama dengan panasnya tendamu. mari kita bermain diluar saja bersama desiran angin yang menghempas semburat panas yang tak berdosa dan dibawah rindang payung pohon nangka dan pohon mangga.

Bersambung....

Tidak ada komentar: